Mereka adalah Eka Tjipta Widjaja (Sinar Mas Land), Mochtar Riady (Lippo Group), Ciputra (Ciputra Group), Trihatma K. Haliman (Agung Podomoro Group) dan Sutjipto Nagaria (Summarecon). Pemilihan berdasarkan status kerajaan bisnis mereka sebagai perusahaan publik.

Chusman & Wakefield dalam riset bertajuk "Investement Property Atlas 2012" menyebutkan pasar properti di Asia akan mengalami peningkatan. Ini dapat terlihat dari kenaikan sebesar 42% di investasi industri dan 26% kenaikan investasi di sektor ritel pada tahun lalu.

Direktur Eksekutif Investasi Chusman & Wakefield Indonesia Handa Sulaiman kepada China Town mengatakan, fokus terhadap investasi di Indonesia saat ini makin meninggi. Entah itu dalam bentuk ekspansi atau investasi baru dari investor asing maupun domestik.

Ini juga, masih menurut dia, ikut didukung oleh pertumbuhan ekonomi yang kuat sehingga akan meningkatkan permintaan, khususnya untuk apartemen sewa maupun jual. Tren ini yang menyebabkan kenaikan harga tanah yang substansial di Jakarta dan daerah residensial favorit di kota-kota besar.

Senada dengan riset di atas, lembaga properti Jones Lang LaSalle-Procon juga memprediksi terjadi peningkatan permintaan. Ini sejalan dengan perekonomian Indonesia yang terus membaik dan tingkat suku bunga Bank Indonesia yang diprediksi akan menurun. Pertumbuhan perekonomian Indonesia diperkirakan akan berada pada kisaran 6,3 - 6,7% pada 2012 dan 6,4 - 6,8% di 2013.

Selain itu, tren penyerapan pasar seperti tingkat penjualan dan aktivitas sewa menyewa yang dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan kenaikan secara bervariasi. Indikator lainnya adalah pertumbuhan GDP yang stabil di 6,5% dan tingkat inflasi tahunan sebesar 3,79%.

Pasar properti yang diprediksi cerah itu, ikut membawa sikap optimistis dari pengembang untuk segmen papan atas. Dua pengembang properti di kelas atas ini misalnya, Grup Ciputra melihat pasar tahun ini makin cerah karena faktor permintaan yang tinggi. Ini juga karena pertumbuhan perekonomian nasional yang sangat kuat.

Anak usaha Ciputra, PT Ciputra Property Tbk bahkan telah menargetkan peningkatan penjualan hingga 300% atau setara dengan Rp 1,5 triliun dengan pendapatan bersih bisa mencapai Rp 902 miliar, dan keuntungan bersih senilai Rp 233 miliar dari proyek Ciputra World 1, Ciputra World 2, dan Dipo Business Center.

Penguasa properti lainnya, Sinar Mas Land tak mau ketinggalan. Anak usaha Sinar Mas ini telah menganggarkan investasi senilai Rp 3,25 triliun untuk belanja modal pada 2012, terutama untuk mengakuisisi tanah baik di proyek yang sudah ada seperti Bumi Serpong Damai (BSD) dan Kota Deltamas, Cikarang, maupun lahan baru di Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan.

Sikap kedua konglomerasi real estate ini, bukan tanpa alasan. Analisis dari Indonesia Property Watch (IPW) menyebutkan penguasaan pasar segmen properti residensial kelas atas masih didominasi pemain lama di 2012. Agung Sedayu Group dan Agung Podomoro Group untuk jenis apartemen, dan Lippo Group, Ciputra, Sinar Mas Land serta Summarecon Agung, untuk perumahan elite.

Bahkan pasar properti akan mengalami booming dalam tiga tahun ke depan. Di 2011 sektor apartemen kelas atas naik 19% dibanding di 2010, dan sektor perumahan high class mengalami pertumbuhan tertinggi mencapai 26%.

Ya, memang benar keenam pengembang ini masih merajai pasar untuk high class. Bangunan-bangunan yang dilahirkan khusus untuk mereka yang berkantong tebal. Coba lihat, di sepanjang jalan tol Jakarta- Cikampek, anda akan melewati tiga kawasan "wah..". Di kilometer 37 dan kilometer 21 ada Kota Deltamas dan Grand Wisata Bekasi, keduanya adalah milik Sinar Mas. Sedangkan satu lagi di kilometer 34 ada Lippo Cikarang.
Sumber: http://www.indochinatown.com/?link=news&value=978

FCBAYERN 18 Apr, 2012