Widjajono: Pilih Mana, BBM Dibatasi atau Oktober Premium Habis?
Rabu, 18/04/2012 11:35 WIB

Jakarta - Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Widjajono Partowidagdo memprediksi jika tidak segera dilakukan pembatasan konsumsi, maka jatah BBM subsidi atau premium habis pada Oktober 2012 ini. Kalau tidak mau itu terjadi masyarakat harus mendukung program pembatasan konsumsi BBM subsidi. "Ya saya tahu Oktober, pertengahan Oktober habis (Premium habis), kalau tidak mau habis ya kita harus atur konsumsinya," ujar Widjajono ketika ditemui di acara pembukaan IndoCBM di Jakarta Convention Center, Senayan, Rabu (18/4/2012).

Menurut Widjajono untuk mengatur konsumsinya tersebut maka dilakukannlah pembatasan BBM bersubsidi. "Diatur saja harganya, mobil mewah tidak boleh dapat subsidi, transportasi umum dan sepeda motor tetap bisa beli Rp 4.500," ujar Guru Besar ITB ini.

Lalu Widjajono juga menginginkan adanya bensin dengan kualitas terjangkau seperti premix untuk kendaraan golongan menengah. Soal kapan pembatasan BBM ini akan dilakukan, Widjajono belum mengetahuinya. Namun yang pasti pemerintah akan menyiapkan dengan matang. "Kalau terlalu cepat nanti katanya kok nggak sosialisasi dulu, tapi kalau lambat nanti pemerintah dibilang lamban kok nggak cepat," tandas Widjajono.
http://finance.detik..com/read/2012/...-premium-habis


Program Pembatasan BBM Subsidi Tak akan Bertahan Lama
Jumat, 20/04/2012 12:02 WIB

Jakarta - Rencanan pemerintah membatasi BBM bersubsidi banyak menuai pro dan kontra. Bagi yang kontra, menilai pembatasan ini rawan konflik dan diyakini tak akan bertahan lama. Direktur Pengkajian Energi dari Universitas Indonesia (UI) Iwa Garniwa mengatakan upaya pemerintah untuk mengamankan kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi 40 juta Kilo Liter, dinilai tidak akan bertahan lama. Alasannya jika diterapkan di lapangan akan terjadi 'perebutan' BBM bersubsidi. "Operasional di lapangan jika pematasan diberlakukan sangat ribet, susah, operasionalnya betul-betul detail, tidak mungkinkan kalau petugas periksa satu-satu mesin mobil yang mau ngisi bensin. Memang tidak membuat chaos, tetapi akan terjadi perebutan BBM yang berujung keributan," kata Iwa ketika ditemui Kantor Dirjen Kelistrikan, Jakarta, Jumat (20/4/2012).

Memang kata Iwa, pemerintah harus berbuat sesuatu, kalaupun dilakukan pembatasan memang tidak akan terlalu banyak menghemat anggaran negara. "Pembatasan tidak terlalu banyak menghemat anggaran, walaupun diberlakukan berapa lama sih bertahannya," ujarnya. Iwa pun lebih menyarankan kenaikan harga BBM bersubsidi. "Itu pilihan yang sangat strategis, sudah sangat wajar, walaupun saran itu sangat ditentang banyak orang. Tapi sudahlah masyarakat harus sadar bahwa Minyak tidak bisa dijadikan sandaran, terimalah," tegasnya.

Iwa bilang, walaupun kenaikan harga BBM nantinya bakal membuat ekonomi Indonesia langsung jatuh, namun ia yakin Indonesia bakal cepat balik pada kondisi semula bakan terus meningkat. "Kita sudah punya pengalaman menghadapi krisis, jadi walau nanti bakal pleg ekonomi kita, tidak lama bakal balik lagi," tandasnya.
http://finance.detik..com/read/2012/...-bertahan-lama


Siap-siap! Awal Juli Giliran Mobil Pribadi Kena Pembatasan BBM
Rabu, 18/04/2012 12:34 WIB

Jakarta - Tahapan pembatasan konsumsi BBM subsidi dimulai awal Mei 2012. Semula akan menyasar 12.000 mobil dinas pemerintah. Selanjutnya pada awal Juli 2012 giliran mobil pribadi akan kena pembatasan BBM subsidi meski kini belum jelas mekanismenya. "Setelah 60 hari (awal Juli) aturan berlaku baru kendaraan masyarakat umum yang akan dikenakan pembatasan," Dirjen Migas Kementerian ESDM Evita Hernawati Legowo, Rabu (18/4/2012).

Evita juga mempertegas pembatasan BBM ini khususnya untuk mobil pribadi akan difokuskan pada wilayah Jabodetabek. Untuk selanjutnya diperluas ke wilayah Jawa dan Bali, hingga akhirnya secara nasional. "Untuk tahap awal dilakukan di Jabodetabek menyusul kemudian di Jawa-Bali lalu diusahakan di daerah-daerah yang sudah ada BBM non subsidinya," tandas Evita.

Sebelumnya, Anggota Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) A. Qoyum Tjandranegara mengatakan pemerintah sudah menyiapkan aturan pembatasan BBM subsidi yang dijadwalkan akan keluar pada akhir April 2012 dan berlaku efektif Mei 2012. Salah satu opsi yang bakal dipakai pemerintah adalah dengan pengaturan batasan besaran mesin kendaraan (cc) yaitu mobil di atas 1.300 cc akan kena larangan menggunakan BBM bersubsidi. Opsi ini belum final, beberapa opsi lain sempat mencul antara lain mobil di atas 1.500 cc dan di atas 2.000 cc.
http://finance.detik..com/read/2012/...pembatasan-bbm

---------------

Pemaksaan agar masyarakat berpindah ke pertamax, yang disana sudah menanti 40 perusahaan SPBU Asing dengan option sampai 800.000 SPBU (diluar milik Pertamina). Memang inilah kebijakan yang ditunggu-tunggu mereka, masyarakat akhirnya diharuskan membeli BBM menurut harga internasional. Pembatasan mobil 1.500 cc, mungkin itu mencapai hampir 40% mobil di Indonesia. Lalu kkalau tahun 2013 atau 2014 ada pembatasan lebih lanjut, bahwa cc mobil yang terkena adalah 1.300 cc keatas atau bahkan bisa saja 1.000 cc keatas, tentu hampir tuntaslah liberalisasi BBM premium dan solar di negara ini. Tinggal tunggu saja giliran untuk sepeda motor, misalnya suatu saat nanti (mungkin 2015), hanya kendaraan ber-cc dibawah 50 cc saja yang boleh membeli premium di SPBU.

Yang jelas, kebijakan ini akan menambah maraknya perdagangan premium-bersubsidi eceran di masyarakat. Sasarannya adalah mobil diatas 1.500 cc itu, bukan sekedar sepeda motor lagi. Mobil diatas 1.500 cc yang pemiliknya kelompok ekonomi pas-pasan, pasti memerlukan premium bersubsidi itu untuk dicampur dengan pertamax, sehingga ditemukan harga miring. Seharusnya, idea Wamen yang akan memerintahkan Pertamina menjual pertamax oplosan (oktan-90) dengan harga perliter diantara premium bersubsidi dan pertamax, segera di leasir. kalau tidak, itu tadi, perdagangan premium eceran pasti marak di seluruh tanah air. Kan bisa diawasi SPBU-nya? OK lah, tapi berapa lama mampu mengawasinya? Dan jelas biaya pengawasan itu mahal. Sementara bagi SPBU, tak penting bagi mereka yang membeli premium bersubsidi itu mobil diatas atau dibawah 1.500 cc, yang penting stocknya bisa habis dijual ke masyarakat. Apalagi, petugas SPBU itu bisa aja bekerjasama dengan pedagang eceran itu. Nah lhooooo... ada solusi?

YanNdha 20 Apr, 2012