Memo — Bengkak bibir Samsudin (40) warga Dusun Sumberbanteng, Desa Segaran, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Malang, saat ditemui sejumlah wartawan di rumahnya, Kamis (20/10) siang. Tidak hanya bonyok, pelipis mata sebelah kiri dan pipinya juga bengkak. Menurut petani yang juga guru mengaji di Madrasah Diniyah “Al-Mubarak” ini, luka lebam dan memar yang dideritanya akibat ulah seorang oknum polisi yang menghajarnya.
Menurut Samsudin, insiden satu jam bermula saat dia bermaksud mencari rumput dengan naik sepeda motor Honda keluaran 70-an miliknya dari rumah menuju Rekol, Desa Putat Kidul, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang. Rabu (19/10) sekitar pukul 07.00, bapak dua anak ini seperti biasa membawa sebilah arit dan melintas melewati pasar Gondanglegi.
Sayangnya, meski melewati jalan raya, Samsudin tidak memakai helm standar. Terkejutlah dia saat di depan Mapolsek Gondanglegi, sejumlah anggota tengah menggelar giat razia kendaraan. Tidak dapat berbalik arah, Samsudin berusaha melewatinya.
Sekitar pukul 07.30, Samsudin disuruh turun dan menunjukkan dokumen kendaraannya. Mendadak situasi memanas. Samsudin dibawa masuk ke dalam Mapolsek Gondanglegi. Saat itulah, Samsudin menyatakan jika dia dihajar seorang oknum polisi. Perawakan oknum itu, bertubuh agak gempal. Juga sempat menendang tubuhnya. Tidak hanya tendangan, dia juga mengaku dikampleng alias bogem mentah.
Keterangan Samsudin ini, dibantah dengan tegas oleh Kapolsek Gondanglegi, Kompol Badriyah. Pasalnya, dia menyaksikan langsung kejadiannya. “Tidak betul jika ada penganiayaan. Dia mendadak seperti kalap dan membentur-benturkan kepalanya ke tembok dan lantai,“ sebut Kompol Badriyah.
Melihat sikap agresif itulah, Badriyah melalui anggotanya mengamankan Samsudin ke dalam sel. Hal ini dilakukan agar Samsudin tidak mencelakai orang lain. Keberadaannya dalam sel juga diakui Samsudin, demikian juga kondisinya yang sempat tak sadarkan diri dan diluar kendali.
“Saya tidak merasa ngamuk. Hanya setelah saya sadar, saya membenturkan kepala saya ke tembok. Ya Allah salah saya apa, kok saya dihajar seperti ini,” ujar Samsudin kepada wartawan. Sekitar pukul 08.00, seorang anggota polsek memberitahu Tasan, Kades Segaran jika seorang lelaki mengaku warganya bernama Samsudin, berada di polsek.
”Saya kaget terima telpon dari Polsek Gondanglegi, yang memberi tahu jika warga saya ngamuk dan diamankan di polsek setempat. Karena di wajah Syamsudin penuh darah, saya minta ijin petugas untuk membawanya ke puskesmas terdekat. Tapi lukanya serius, dari pihak puskesmas diarahkan ke rumah sakit,” ujar Tasan yang selanjutnya membawa korban ke RSWafa Husada Kepanjen.
Informasi lainnya, beberapa jam ketika kabar pemukulan tersebut menyebar dari mulut ke mulut, Rabu (19/20) malam, juga tersiar ratusan warga yang akan meluruk Mapolsek Gondanglegi, untuk minta pertanggungjawaban. Namun, Kades Segaran, menghimbau agar tidak perlu ada tindakan anarkis sebelum diketahui cerita kejadian selengkapnya dan sebenar-benarnya. Penjelasan Tasan itu pun meredam kegeraman warga.(oso)