Hujan deras dan gerimis di sejumlah titik Malang Raya seakan menjadi pertanda kemarau panjang tahun ini segera berakhir. Meski demikian, hingga kemarin wilayah Sumbermanjing Wetan dan Gedangan belum menerima tetesan air dari langit. Lepas dari banyak harapan turun hujan masyarakat petani di Sumbermanjing Wetan, di dekat areal sawah, tampak bongkaran sebuah sumur tua. Konon, sumur ini angker dan dihuni makhluk halus. Dari mulut ke mulut, kabar angkernya sumur menceritakan penghuninya berbentuk ikan. Bukan ikan biasa, berbagai jenis ikan ini dipercaya sebagian orang berupa ikan tanpa daging hingga tulang belaka, namun hidup seperti ikan pada umumnya….
_________________________________
Letaknya di kampong settong atau kampung satu, sebuah tempat? yang terletak di kawasan RT 11/RW 02, Dusun Sidodadi, Desa Ringinsari, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang. Senyampang musim kemarau seperti sekarang, kawasan ini larut dalam obrolan ringan warga sekitar. Salah satunya terdapat sebuah sumur tua peninggalan zaman Belanda dengan debit air stabil atau tidak pernah surut. Anehnya, warga setempat dari yang? tertua sampai termuda sekalipun, tidak bisa mendeteksi berapa kedalaman sumur tersebut. “Dalam.. dalam dan dalam sekali, ” ujar Kang Jadi, warga setempat yang kesehariannya mandi di situ.
Hingga kemudian suatu hari, demi? keselamatan bersama, sumur itu ditutup. Warga lalu memanfaatkan resapan air dengan membuat kali di muara. Kali? atau sungai buatan ini sampai sekarang dipergunakan oleh masyarakat untuk keperluan mandi dan mencuci pakaian.
Selain menyimpan? beberapa keistimewaan, kawasan sekitar sumur diyakini angker. Tidak sembarang orang berani melintas khususnya malam hari. Dari penuturan beberapa warga yang kesehariannya melakukan aktifitas, diantaranya mengaku pernah melihat berbagai jenis ikan.Tetapi? bukan sembarang ikan yang layak dikonsumsi untuk lauk pauk. Melainkan? jenis ikan yang jarang sekali dilihat.
Seperti belut putih, lele besar warna hitam, segerombol ikan wader yang saking banyaknya sampai memenuhi dasar sungai. Warga juga meyakini terdapat beberapa ekor ikan yang tinggal tulang belulang masih berenang seperti layaknya ikan segar. “Ikan-ikan langka itu biasanya muncul? di tengah hari. Ngeri mas, kalau saya cerita kejadiannya, ” ujar Laksono yang mengaku pernah? melihat langsung beberapa tahun lalu.
Warga mempercayai, sumur tua? itu memang angker. Seorang warga pernah diyakini mendapat tuah dari sumur. Entah apa yang pernah dilakukannya, tiba-tiba mulut? sang kakek? menjadi sulit bicara. Sampai akhir hayat pemilik sawah mengalami cacat.
Menurut sebagian warga, hal itu dikarenakan warga sebut saja berinisial S pernah menangkap ikan dalam sungai yang sebenarnya tabu dilakukan. Hingga beberapa pekan lalu, sungai atau kali tersebut ditutup seorang warga. Alasannya, sebuah proyek dibangun dengan mendayagunakan pompa mesin sehingga air dapat dialirkan ke masing-masing rumah penduduk di Dusun Sidodadi.
Sejak itulah, aktifitas warga berkurang di sekitar sungai termasuk dekat sumur angker. Oleh ahli waris almarhum S, aliran sungai ditutup untuk areal persawahan. Mulanya timbul pro kontra setelah penutupan kali. Sebagian menentang dan kurang setuju dengan dibongkarnya kawasan itu. “Terpenting saya tidak merusak sumur tua sentral mata air yang sampai sekarang dimanfaatkan warga. Setelah adanya proyek Wisclik, sumur itu kurang berfungsi. Daripada tidak berfungsi, saya tutup untuk areal persawahan, ” bantah seorang ahli waris? kepada seorang warga. (oso/bersambung)